Kamis, 22 Maret 2012

Manusia dan Cinta Kasih

Cinta dan kasih sayang dapat dikatakan hampir sama saja, Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di jagad bumi mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta dalam realitas hidup ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah yang mesti dijaga ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Ketika memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir beberapa defenisi yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku, akan semakin kompleks penjabaran defenisi itu.
Pemberian pemaknaan akan cinta akan senasib dengan pemberian defenisi tadi. Defenisi yang akan mengantarkan pada suatu substansi kadang dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan yang salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur sebagai fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan rasa suka harus berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak sehingga perwujudannya berada dalam area metafisik (inmaterial). Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan kepada hal yang bersifat materi.
Pengertian Cinta Kasih
Pendefenisian dalam bahasa cinta kasih dapat diuaraikan. bahwa Cinta kasih adalah kata majemuk yang telah merupakan ungkapan tetap yang berupa paduan antara kata sifat yang terdiri dari kata “cinta” dan “kasih”. Cinta akan diartikan sebagai rasa rindu, ingin, sangat suka, sangat saying, sangat kasih dan tertarik hatinya. Sedangkan kasih diartikan sebagai perasaan sayang, cinta, atau suka kepada seseorang.
Dari kata cinta kasih ini, lahir pula beberapa padanan kata yang hampir semakna. Sebut misalnya, “kasih sayang”, “belas kasihan”, “kemesraan” dan “pemujaan”. Cinta kasih merupakan inti dari keberadaan manusia ( the core of existence ). Dalam konteks lain, cinta kasih mengandung makna yang lain, seperti “jatuh cinta”, “dilamun asmara”, “cinta orang tua kepada anak atau sebaliknya”, “cinta pada alam dan seni”, “cinta kepada negara”, “cinta sesama manusia” dan yang lebih tinggi “cinta kepada Allah Swt.”.
Semua istilah tersebut di atas tidak sama, akan tetapi merupakan variasi-variasi dari sekian banyak istilah. Istilah-istilah ini merupakan padanan yang sangat memiliki arti yang mengarah pada satu pemaknaan yang utuh. Sehingga melahirkan tingkatan-tingkatan cinta. Realitas yang tersaji sekarang dihadapan kita (kondisi internal dan eksternal masing-masing individu) sangat memungkinkan memberikan tingkatan pada cinta itu. Sehingga lahir ‘cinta kasih yang rendah’, ‘cintah kasih yang menengah’, dan ‘cinta kasih yang tinggi dan luhur’.
Tingkatan cinta ini bisa saja lahir karena factor pemahaman atau tingkat intelegensi seseorang atau bahkan tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang. Manusia dalam hal ini insan pecinta, tidak selamanya akan berada dalam tingkatan cinta tersebut. Cinta kasih yang rendah yang hanya sekedar menganggap cinta adalah sebuah rasa yang mesti diekspresikan seketika yang tanpa control dan nilai (absurd). Pecinta seperti ini cenderung melakukan aktivitas yang menamakan cinta namun bukan sebenarnya cinta. Tidak diperlukan control dalam penjabarannya bahkan cinta yang dimaksudkan memiliki nilai tapi seyogyanya tidak ada nilai kecuali ego dan nafsu semata yang bermain di dalamnya.
Cinta menengah lahir dikarenakan adanya paradigma bahwa cinta memiliki nilai namun tidak ada control maupun norma yang mengatur aplikasi. Pecinta seperti ini cenderung apatis bahkan boleh dikatakan manusia pragmatis. Nilai dimaknai sekedar pemenuhan hasrat dan rasa. Cinta ini tak bisa lagi dibedakan dengan nafsu. Pecinta ini melahirkan prilaku pacaran, dan sejenisnya. Penilaian akan cinta hanya sekedar sebagai rasa yang mesti diwujudkan. Kalaupun ada control yang bermain, disana hanya berupa rasionalisasi (hasil pemikiran) yang mengedapankan ego (egosentris ; tak semestinya juga ego diabaikan). Norma yang dianggap sebagai control hanya norma masyarakat. Selama tidak ada yang diganggu dan dirugikan, dan tak melewati batas kemanusiaan akan tetap dijalaninya.
Penggambaran akan aktualisasi cinta seperti di atas sudah sangat jauh dari fungsi dan peran manusia sebagai abdi sekaligus khalifah di muka bumi. Cinta rendah tak ubahnya seperti binatang (tidak adanya peran akal yang bermain dalam tataran prilaku), sedangkan pecinta tipe kedua memeliki pribadi ganda (split personality). Sampai sekarang ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa cinta itu tidak lebih dari sekedar perasaan menyenangkan yang untuk mengalaminya orang harus terjatuh kedalamnya.

KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

Pada dasarnya seni mempunyai makna ekspresi yang sifatnya tidak normatif. Seni lebih mudah berkomunikasi, karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isi maupun cara penyampaiannya.
Dalam Sastra mempergunakan bahasa, sementara itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Sastra juga mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa adalah abstraksi. . Sebab masalah kemanusiaan merupakan masalah yang sangat penting, yang perlu diperhatikan pula oleh mahasiswa.


Kesusastraan

Kesusastraan merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Tujuan utama mata kuliah ini adalah supaya mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

a. Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam Prosa Fiksi
b. Sebagai bagian dari seni, yang lebih menekankan pada cerita.
c. karya sastra ini langsung atau tidak langsung membawa moral,pesan atau cerita.
d. Dengan kata lain dalam Prosa Fiksi mengandungg beberapa nilai yakni
e. Memberikan kesenangan
f. Memberikan informasi
g. Memberikan warisan cultural
h. Memberikan keseimbangan wawasan

Ilmu Budaya Dasar Yang Berhubungan dengan Puisi

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa puisi merupakan bagian dari seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian, dan kesenian adalah unsure dari kebudayaan. Sehingga Puisi dapat diartikan ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahsa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan
Figura bahasa

Kata-kata yang ambiguitas
Kata-kata yang berjiwa
Kata-kata yang konotatif
Pengulangan

Adapun tujuan penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut

1. Makna hubungan puisi dengan pengalaman hidup
Penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Yang artinya manusia senantiasa ingin selalu memiliki salah ssatu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpalan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.

2. Puisi dengan kesadaran individual
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk berfikir menurut hati nurani, baik untuk orang lain maupun diri sendiri.

3. Puisi dengan keinsafan social
Dalam puisi syarat dengan masalah sosial, yang terlibat dalam issue dan problem sosial. Yaitu bisa berupa

A. Penderitaan
B. Perjuangan
C. Konflik
D. Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Kamis, 08 Maret 2012

Manusia dan Kebudayaan

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


Banyak definisi tentang Manusia dan kebudayaan, Arti dari hakikat manusia sendiri bisa dikatakan manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk ssosial yang dimana manusia makhluk individu yang mempunyai keinginan memenuhi kemauan, keinginan, hak manusia pribadi itu sendiri masing-masing antara manusia yang satu dan yang lainnya memiliki perasaan dan pemikiran yang berbeda,sedangkan manusia sebagai makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendiri maka dari itu harus antara manusia yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.


Taj mahal merupakan salah satu hasil Kebudayaan dan peradaban bangsa india

Kebudayaan dari hasil yang saya peroleh pengertian tersebut bisa disebut juga peradaban dan mempunyai makna dan arti luas meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks antara pengetahuan, kepercayaan seni, moral, hukum, adapt istiadat (Kebiasaan) dan bawaan-bawaan lainnya dari masyarakat daerah itu sendiri.

Manusia dan Kebudaya itu sendiri memiliki keterikatan Hubungan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana dapat kita artikan bahwa manusia sebagai pelaku kebudayaan dan kebudayaan itu sendiri adalah objek yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Ini adalah yang menjadi alasan keterkaitan antara manusia dan budaya. budaya antara bangsa, pulau, benua memiliki ciri atau budaya yang berbeda, seperti makanan cirri khas, ras atau suku antar benua tersebut ada bangsa kulit putih, kulit hitam dan kulit sawo matang, perbedaan agama dengan mayoritas kependudukan seperti arab Saudi yang keseluruhan penduduknya merupakan agama islam lain halnya di India yang mayoritas agama hindu dan budha, masing-masing ras, suku bangsa memiliki kepercayaan yang berbeda-beda.

Aku dan Gunadarma

Aku dan Gunadarma


Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.

Pendidikan, pada pengembangan potensi diri dan menjadikan smakin berkembang saya bermotifasi untuk menjadikan diri pribadi sendiri menjadi berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara suatu kekaguman dapat mengembangkan potensi itu di Universitas Gunadarma dan secara pribadi saya memiliki kebanggaan tersendiri untuk masuk Universitas Gunadarma.

Merupakan suatu dasar berfikir mewujudkan cita-cita keinginan pribadi dan orang tua yang mengharapkan anaknya menjadi manusia yang dapat berguna bagi bangsa dan negaranya, saya berfikir bahwa ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang dapat di share ke orang lain dan dapat di manfaatkan baik secara pribadi dan masyarakat.

Walaupun dengan Keterbatasan Faktor ekonomi saya akan selalu terus berusaha untuk Menjalankan itu semua di Universitas Gunadarma, dari awal masuk sampai sekarang banyak hal bermanfaat , materi pembelajaran banyak yang saya dan juga dengan bimbingan dosen yang selalu memberikan hal positif tentang pengembangan diri saya pribadi sendiri. Maka Dari itu merupakan suatu keistimewaan saya dapat dapat mengembangkan potensi itu di Universitas Gunadarma.

Bandung Menjadi Lautan Api


SUATU hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di selatan. Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo-Halo Bandung" ditulis untuk melambangkan emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota tercinta, yang telah menjadi lautan api.

Insiden Perobekan Bendera

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda (tentara NICA) dan memperalat Jepang untuk menjajah kembali Indonesia.

Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di Bandung melalui Kantor Berita DOMEI pada hari Jumat pagi, 17 Agustus 1945. Esoknya, 18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dicetak dengan tinta merah oleh Percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, Jalan Braga (sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi insiden perobekan warna biru bendera Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono.

Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), disusul oleh terbentuknya Laskar Wanita Indonesia (LASWI) pada tanggal 12 Oktober 1945. Jumlah anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang Merah, penyelidikan dan perbekalan.

Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945. Selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya Sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang rakyat yang tengah menghadapi musibah.


Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan Belanda. Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom daerah Lengkong Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin banyak berjatuhan.

Bandoeng Laoetan Api

Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan rakyat, melahirkan politik "bumihangus". Rakyat tidak rela Kota Bandung dimanfaatkan oleh musuh. Mereka mengungsi ke arah selatan bersama para pejuang. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan, pada tanggal 24 Maret 1946.

Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan rakyat untuk meninggalkan Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota.

Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakannya lagi. Di sana-sini asap hitam mengepul membubung tinggi di udara. Semua listrik mati. Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah pemuda Muhammad Toha dan Ramdan. Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat tangan. Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut terbakar di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan maka pada jam 21.00 itu juga ikut keluar kota. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota. Dan Bandung pun berubah menjadi lautan api.

Pembumihangusan Bandung tersebut merupakan tindakan yang tepat, karena kekuatan TRI dan rakyat tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekuatan besar. Selanjutnya TRI bersama rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini melahirkan lagu "Halo-Halo Bandung" yang bersemangat membakar daya juang rakyat Indonesia.

Bandung Lautan Api kemudian menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembakaran itu. Banyak yang bertanya-tanya darimana istilah ini berawal. Almarhum Jenderal Besar A.H Nasution teringat saat melakukan pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, untuk memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris.

Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air”
A.H Nasution, 1 Mei 1997
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.

Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul Bandoeng Djadi Laoetan Api. Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi Bandoeng Laoetan Api.

Referensi

http://www.asal-usul.com/2009/03/sejarah-bandung-lautan-api.html

OOP VS SSA

OOP VS SSA

Metodologi yang umumnya digunakan dalam pembangunan sistem berbasis komputer dalam dunia bisnis dan industri saat ini adalah metode analisis dan design terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD). Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.
Disamping itu, akhir-akhir ini bahasa pemrograman object-oriented (OO) mliai poplier dan banyak digunakan pada organisasi bisnis maupun institusi pendidikan. Seiring dengan trend sebuah metodologi dibangun untuk membantu programmer dalam mengunakan bahasa pemrograman berorientasi obyek. Metodologi ini dikenal dengan object-oriented analysis and design (OOAD).
Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek, tidak pada perspektif fungsional seperti pada pemrograman tersrtuktur. Akhir-akhir ini penggunakan OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode pengembangan software dengan metode tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa pemrograman berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada aplikasi bisnis.
A. PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK
Tiga karakteristik utama bahasa pemrograman berorientasi objek adalah sebagai berikut
1. Pengkapsulan (encapsulation)
Pengkapsulan adalah pengkombinasian antara data dan prosedur ataupun fungsi yang memanipulasinya ke dalam sebuah wadah yang disebut objek.
2. Pewarisan ( Inheritance )
Pewarisan adalah kemampuan suatu objek untuk menurunkan karakteristik yang dimilikinya ( data maupun prosedur / fungsi ) kepada objek yang lain. Dengan cara seperti ini pemrogram dengan mudah dapat mengembangkan suatu objek baru yang menggunakan sifat – sifat objek lain.
3. Polimorfisme
Polimorfisme adalah suatu sifat yang memungkinkan nama yang sama dapat menyatakan tindakan yang berbeda.
B. Pemrograman Terstruktur
Pemrograman terstruktur adalah cara pemrosesan data yang terstuktur. Terstruktur dalam: analisa, cara dan penulisan program. Prinsip pemrograman terstruktur :
a. Gunakan rancangan pendekatan dari atas ke bawah (top down design)
b. Bagi program ke dalam modul-modul logika yang sejenis,
c. Gunakan sub-program untuk proses-proses sejenis yang sering digunakan
d. Gunakan pengkodean terstruktur: IF ... THEN, DO ... WHILE dan lain-lainnya
e. Hindarkan penggunaan perintah GO TO bila tidak diperlukan
f. Gunakan nama-nama bermakna (mnemonic names)
g. Buat dokumentasi yang akurat dan berarti.
Tahapan rancangan atas ke bawah dalam pemrograman:
1. Tentukan keluaran (output) yang diminta, masukan (input) yang diperlukan danproses-proses utama yang diperlukan untuk transformasi data.
2. Membagi proses utama ke dalam modul-modul fungsional.
3. Buat algoritma masing-masing modul, dari modul utama ke sub-sub modul.
Setiap modul dalam proses rancangan atas ke bawah biasanya dibatasi dalam isi maupun batasan-batasan berikut:
1. Setiap modul hanya mempunyai satu masukan dan keluaran
2. Setiap modul hanya mewakili satu fungsi program.
Rancangan (design) terstruktur:
1. Membagi program menjadi sub-program
2. Menekankan fungsionalitas.
3. Cocok untuk sistem yang banyak mempunyai fungsi independen.
Gaya penulisan program terstruktur menggunakan indentasi sehingga jelas struktur dan kontrol program.Memudahkan pembacaan, pemahaman, penelusuran kesalahan dan pembuatan koreksi.






Berikut adalah Kelebihan dan Kekurangan Kedua Metode Tersebut :
1. METODE TERSTRUKTUR
a. Kelebihan
Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.

b. Kekurangan
SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
SSAD tidak dapat memen uhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).



2. METODE BERORIENTASI OBYEK
a. Kelebihan
Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahanpecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat,
sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
b. Kekurangan
Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).


Refrensi :
http://wisnuarimurti.wordpress.com/2009/05/04/pemrograman-terstruktur/
http://setyawan-wibisono.com/106/modul-1-konsep-pemrograman
http://myblogar.blogspot.com/2011/02/perbedaan-pemrograman-terstruktur.html
http://dienz1305.blogspot.com

Jumat, 02 Maret 2012

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR


PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
Pemrograman Terstruktur merupakan suatu tindakan untuk membuat program yang berisi instruksi-instruksi dalam bahasa komputer yang disusun secara logis dan sistematis supaya mudah dimengerti, mudah dites, dan mudah dimodifikasi.
Pemrograman terstruktur adalah bahasa pemrograman yang mendukung pembuatan program sebagai kumpulan prosedur. Prosedur-prosedur ini dapat saling memanggil dan dipanggil dari manapun dalam program dan dapat mengunakan parameter yang berbeda-beda untuk setiap pemanggilan. Bahasa pemrograman terstruktur adalah pemrograman yang mendukung abstraksi data, pengkodean terstruktur dan kontrol program terstruktur. Sedangkan Prosedur adalah bagian dari program untuk melakukan operasi-operasi yang sudah ditentukan dengan menggunakan parameter tertentu.

Ide pemrograman terstruktur pertama kali diungkapkan oleh Prof Edsger Djikstra dari Universitas Eindhoven sekitar tahun 1965. Dalam papernya, Djikstra mengusulkan peniadaan perintah GOTO pada pemrograman terstruktur. Berbeda dengan pendapat HD Millis yang mengungkapkan bahwa pemrograman terstruktur tidak tergantung pada ada tidaknya GOTO tetapi lebih pada struktur program itu sendiri. Dari pernyataan keduanya, memberikan gambaran tidak adanya definisi yang jelas untuk pemrograman terstruktur. Tetapi dapat digaris bawahi bahwa pemrograman terstruktur merupakan suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program.

Tujuan dari pemrograman terstruktur adalah:

1. Meningkatkan kehandalan suatu progam,
2. program mudah dibaca dan ditelusuri,
3. menyederhanakan kerumitan program,
4. pemeliharaan program, dan
5. meningkatkan produktivitas pemrograman.

Pemrograman terstruktur bercirikan:

1. mengandung teknik pemecahan yang tepat dan benar,
2. memiliki algoritma pemecahan masalah yang sederhana, standar dan efektif,
3. memiliki struktur logika yang benar dan mudah dipahami,
4. terdiri dari 3 struktur dasar yaitu urutan, seleksi dan perulangan,
5. menghindari penggunaan GOTO,
6. biaya pengujian rendah, Source Program penterjemah Machine Languages Komputer dan Pemrograman
7. memiliki dokumentasi yang baik,
8. biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan rendah.

Langkah-langkah untuk membuat program yang baik dan terstruktur adalah:
1. Mendefinisikan Masalah
2. Menentukan Solusi
3. Memilih Algoritma
4. Menulis Program
5. Menguji Program
6. Menulis Dokumentasi
7. Merawat Program
8. Pengenalan Komputer

1. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi- notasi untuk arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. Atau DFD bisa juga dikatakan sebagai suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. DFD terdiri dari context diagram dan diagram rinci (DFD Levelled). Context diagram berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.

Terminal/Entity

Terminator atau entity mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi, departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya. Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Komponen ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia luar yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dibuat modelnya, dan biasanya menggunakan kata benda, misalnya Bagian Penjualan, Dosen, Mahasiswa.

Proses
Merupakan Merupakan kegiatan kegiatan atau atau pekerjaan pekerjaan yang yang dilakukan dilakukan oleh oleh orang orang atau atau mesin mesin komputer komputer, dimana dimana aliran aliran data data masuk masuk, ditranformasikan ditranformasikan ke ke aliran aliran data data keluar.

Data Store
Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file harddisk, file pita magnetik. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku alamat, file folder, dan agenda. Data store diberi nama sesuai dengan nama file penyimpanannya misalnya mahasiswa, matakuliah, dosen, dataregistrasi, dll.
Alur Data
Suatu data flow / alur data digambarkan dengan anak panah, yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya.

2.Entity Relation Diagram
Entity relationship adalah suatu cara memodelkan suatu data ditingkat konseptual dalam perancangan basis data. Model Entity-Relationship merupakan alat modeling data yang populer dan banyak digunakan oleh para perancang database.
Berdasarkan tipe konsepnya, data model dibagi menjadi dua kategori yaitu Conceptual (High Level) Data Model dan Physical (Low Level) Data Model.
Model Entity-Relationship
Model E-R diperkenalkan pertama kali oleh P.P. Chen pada tahun 1976, walau model ini sudah ketinggalan jaman akan tetapi dalam penerapannya ER masih merupakan model yang efektif dalam upaya menggambarkan persepsi dari pemakai karena berisi objek-objek dasar yang disebut sebagai entitas dan hubungan antar entitas-entitas yang disebut relationship. Adapun model E-R dinotasikan sebagai berikut :Simbol Arti Uraian Entitas Entitas/Entity adalah sesuatu yang dibedakan dalam dunia nyata, diman informasi yang berkaitan dengannya dikumpulkan. Entity set (Himpunan entitas) adalah kumpulan dari entity yang sejenis, berupa proyek, kendaraan, pegawai, konsumen, pemasok, penjualan dan lain sebagainya. Relationship Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entity. Relationship tidak mempunyai keberadaan fisik kecuali yang diwarisi dari hubungan antara entity tersebut.
Atribut Karakteristik dari entity atau relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut. Nilai atribut (Attribute value) adalah suatu data aktual atau informasi tertentu yang disimpan pada tiap atribut di dalam suatu entitas atau relationship (Nonkey attribute). Identifier (key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik. Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.
Key Atribut (Atribut Kunci) Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik.

Derajat Relationship
Terdapat 3 macam derajat dari relationship, yaitu :
Unary Degree (derajat satu),
Bila satu entity mempunyai relasi terhadap dirinya sendiri.
Binary degree (derajat dua) dan
Bila satu relasi menghubugkan dua entity,


Ternary degree (derajat tiga)
Bila satu entity menghubungkan lebih dari dua entity. Digambarkan sebagai berikut :

Cardinality Ratio Constraint
Berfungsi untuk menjelaskan jumlah hubungan/relationship dari entity-entity yang berpastisipasi. Terdapat 3 macam CRC yaitu :
Hubungan 1 : 1 (One to One Relationship)
Yaitu suatu entity yang berada di himpunan A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entity pada himpunan B, dan entity pada himpunan B berhubungan dengan paling banyak satu entity di himpunan A,
Hubungan 1 : M (One to Many/Many to One Relationship)
Yaitu suatu entity pada himpunan A dapat berhubungan dengan sejumlah entity pada himpunan B, tetapi entity yang berada pada himpunan B hanya dapat berhubungan dengan hanya satu entity dari himpunan A atau sebaliknya.

Hubungan M : N (Many to Many Relationship)
Yaitu suatu entity yang berada di himpunan A dapat berhubungan dengan banyak entity di himpunan B, dan sebaliknya.
Notasi Bentuk Lain
Bentuk lain dari Cardinality Ratio Constraint dapat ditunjukan dalam beberapa bentuk hubungan antar entitas ke entitas, entitas ke relationship, maupun sebaliknya yang

Uraian Simbol Uraian
Hubungan satu ke satu Hubungan satu (optional)
Hubungan satu atau lebihHubungan many (optional)
Hubungan many

Participation Constraint
Berfungsi untuk menjelaskan keberadaan suatu entity yang tergantung dengan entitas lainnya. Terdapat dua macam Participation Constraint yaitu

Total Participation
Yaitu keberadaan suatu entity tergantung pada entity lain, yang digambarkan dengan dua garis penghubung antara entity dengan relationshipnya.
Partial Participation
Dimana keberadaan suatu entity tidak tergantung pada entity lain, digambarkan cukup dengan satu garis penghubung.

Weak Entity
Suatu entity yang mungkin memiliki suatu atribut yang bukan miliknya, dimana keberadaannya tergantung dari entity lain. Entity lain tersebut dikatakan sebagai Identifying Owner dan relationshipnya dinamakan Identifying Relationship. Weak entity selalu memiliki Total Participation Constraint dengan Identifying Owner.
Entity Relationship (E-R) Diagram
Entity-Relationship Diagram melengkapi penggambaran grafik dari struktur logika, dengan kata lain E-R diagram menggambarkan arti dari aspek data seperti bagaimana entity-entity, atribute-atribute dan relationship-relationship disajikan. Langkah-langkah pembuatan E-R Diagram :
Tentukan entity-entity yang diperlukan disesuaikan dengan permintaan pemakai;
Tentukan relationship antar entity-entity;
Tentukan Cardinality ratio dan Participation Constraints
Tentukan atribut-atribut yang diperlukan dari setiap entity
Tentukan primary key diantara atribut-atribut
Buatlah penamaan entity, atribut dan relationship yang unik, dan hindari penamaan yang sama untuk objek yang berbeda
Penggunaan Model E-R dalam Perancangan Database
Model E-R sangat berperan penting dalam perancangan database, Model ini digunakan pada tahap Conceptual Design, yaitu tahap kedua dari perancangan database. Tahapan pertama adalah pengumpulan dan analisa permintaan dari pemakai, tahap kedua dilakukan penerapan conceptual design dimana model E-R ini digunakan, pada tahap ini data disajikan dalam bentuk diagram.
Dengan penggunaan diagram ini, dapat terlihat jelas hubungan entity dengan entity dan atribut yang diperlukan di dalam suatu entity. Tahapan berikutnya adalah logical design, dalam tahap ini diagram E-R ditransformasikan ke dalam bentuk database, dengan sebelumnya ditentukan dahulu model database apa yang dipilih. Tahap akhir dari perancangan database adalah tahap physical design, yaitu tahap untuk menentukan organisasi file dari database dan mendefinisikan penyimpanan data secara fisik.

Perancangan Entity Relationship dengan bantuan program Microsoft Visio 2007
Merancang model E-R dalam praogram aplikasi seperti Microsoft Visio 2007 dapat menggunakan 2 cara yaitu :
Dengan bantuan shape Basic Flowchart
Dengan bantuan shape Database Model Diagram

Basic Flowchart
Pada visio penggunaan shape basic flowchart dapat membantu untuk merancang suatu E-R diagram dengan cepat yang tata cara penggunaannya sebagai berikut :
Pada menu File pilihlah New – Getting Started .. untuk memilih template categories yang dikehendaki
Setelah menu Template Categories muncul pilihlah Flowchart template klik icon Basic Flowchart, klik Create
Pilihan simbol yang sesuai dengan icon shape adalah sebagai berikut :
Simbol E-R Nama Icon Pada Basic Flowchart
Entitas Process
relationship Decision
Atribut Terminator
Key Atribut Terminator dengan menggunakan underlin

Model dari E-R diagram tersebut di atas dapat juga di buat dalam bentuk notasi lain seperti yang diterangkan sebelumnya, yaitu dengan menggambarkan suatu relationship antar entity ke entity lain, yang menggambarkan suatu E-R dari sistem e-commerce





Refrensi :
1. Mengenal Entity Relationships Diagram dan Implementasinya di Visio, Oke Hendradhy
2. Silberschatz,et al. 2003. Operating system Concept. John Willey & Sons,Inc.
3. Kadir, Abdul. Pemrograman Dasar Cobol untuk IBM PC. Yogyakarta: ANDI, 1991.
4. mti.ugm.ac.id
5. en.wikipedia.org
6. dienz1305.blogspot.com

PENGANTAR UNIFIED MODELLIING LANGUAGE (UML)

PENGANTAR UNIFIED MODELLIING LANGUAGE (UML)



Pendahuluan

Saat ini piranti lunak semakin luas dan besar lingkupnya, sehingga tidak bisa lagi dibuat asalasalan. Piranti lunak saat ini seharusnya dirancang dengan memperhatikan halhal seperti scalability , security , dan eksekusi yang robust walaupun dalam kondisi yang sulit. Selain itu arsitekturnya harus didefinisikan dengan jelas, agar bug mudah ditemukan dan diperbaiki, bahkan oleh orang lain selain programmer aslinya. Keuntungan lain dari perencanaan arsitektur yang matang adalah dimungkinkannya penggunaan kembali modul atau komponen untuk aplikasi piranti lunak lain yang membutuhkan fungsionalitas yang sama. Pemodelan ( modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean ( coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat memahami sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin komplek sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik. Dengan menggunakan model, diharapkan pengembangan piranti lunak dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk faktorfaktor seperti scalability, robustness, security, dan sebagainya. Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan sebuan segitiga sukses ( the triangle for success ). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan ( notation ), proses (process ) dan tool yang digunakan.
Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat.
Pengertian UML
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasabahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax /semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentukbentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object­Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (ObjectOriented Software Engineering). Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun 1990 seperti kita ketahui puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah bermunculan di dunia. Diantaranya adalah: metodologi booch [ 1], metodologi coad [2], metodologi OOSE [3], metodologi OMT [4], metodologi shlaermellor [5], metodologi wirfsbrock [6], dsb. Masa itu terkenal dengan masa perang metodologi ( method war ) dalam pendesainan berorientasi objek. Masingmasing metodologi membawa notasi sendirisendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan metodologi yang berlainan.

Dimulai pada bulan Oktober 1994 Booch, Rumbaugh dan Jacobson, yang merupakan tiga tokoh yang boleh dikata metodologinya banyak digunakan mempelopori usaha untuk penyatuan metodologi pendesainan berorientasi objek. Pada tahun 1995 direlease draft pertama dari UML (versi 0.8). Sejak tahun 1996 pengembangan tersebut dikoordinasikan oleh Object Management Group (OMG). Tahun 1997 UML versi 1.1 muncul, dan saat ini versi terbaru adalah versi 1.5 yang dirilis bulan Maret 2003. Booch, Rumbaugh dan Jacobson menyusun tiga buku serial tentang UML pada tahun 1999 [7] [8] [9]. Sejak saat itulah UML telah menjelma menjadi standar bahasa pemodelan untuk aplikasi berorientasi objek.

Konsepsi Dasar UML

Dari berbagai penjelasan rumit yang terdapat di dokumen dan bukubuku UML. Sebenarnya konsepsi dasar UML bisa kita rangkumkan dalam gambar dibawah.
Major Area View Diagrams Main Concepts structural static view class diagram class, association, generalization, dependency, realization,
interface

use case view use case diagram use case, actor, ssociation,
extend, include, use casegeneralization

implementation view component diagram component, interface,
dependency, realization
dynamic state machine view statechart diagram state, event, transition, action

actifity view activity diagram state, activity, completion
transition, fork, join

interaction view sequence diagram interaction, object, message, activation

colaborating diagram collaborating, interaction,
collaboration rule, message
model management model management
view class diagram package, subsystem, model
extensibility all all constraint, stereotype, tagged values


Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri dari structural classification , dynamic behavior , dan model management , bisa kita pahami dengan mudah apabila kita melihat gambar diatas dari Diagrams . Main concepts bisa kita pandang sebagai term yang akan muncul pada saat kita membuat diagram. Dan view adalah kategori dari diagaram tersebut. Lalu darimana kita mulai ? Untuk menguasai UML, sebenarnya cukup dua hal yang harus kita perhatikan:
1. Menguasai pembuatan diagram UML
2. Menguasai langkahlangkah dalam analisa dan pengembangan dengan UML

Tulisan ini pada intinya akan mengupas kedua hal tersebut. Seperti juga tercantum pada gambar diatas UML mendefinisikan diagramdiagram sebagai berikut:
· use case diagram
· class diagram
· statechart diagram
· activity diagram
· sequence diagram
· collaboration diagram
· component diagram
· deployment diagram

Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaanpekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di include akan dipanggil setiap kali use case yang meng include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common . Sebuah use case juga dapat meng extend use case lain dengan behaviour nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.
Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lainlain.
Class memiliki tiga area pokok :
1. Nama (dan stereotype)
2. Atribut
3. Metoda
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :

· Private , tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
· Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anakanak yang mewarisinya
· Public, dapat dipanggil oleh siapa saja
Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat runtime .
Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan menjadi package . Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package .

Hubungan Antar Class

1. Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability m enunjukkan arah query antar class.
2. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas..”).
3. Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
4. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan ( message ) yang di passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian.

Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram ). Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terj adinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring. Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna penuh dan berwarna setengah.

Activity Diagram

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masingmasing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di trigger oleh selesainya state sebelumnya ( internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan prosesproses dan jalurjalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state , standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan prosesproses paralel (fork dan join ) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.

Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display , dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objekobjek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkahlangkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Masingmasing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.
Untuk objekobjek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untuk objek boundary, controller dan persistent entity .

Collaboration Diagram

Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram , tetapi lebih menekankan pada peran masingmasing objek dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki sequence number, dimana message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang sama.



Component Diagram

Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan ( dependency ) di antaranya. Komponen piranti lunak adalah modul berisi code , baik berisi source code maupun binary code , baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package , tapi dapat juga dari komponenkomponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lain.

Deployment Diagram

Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan halhal lain yang bersifat fisikal Sebuah node adalah server, workstation , atau piranti keras lain yang digunakan untuk men deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini.

LangkahLangkah Penggunaan UML
Berikut ini adalah tips pengembangan piranti lunak dengan menggunakan UML:
1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatancatatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain (nonfungsional, security dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan objekobjek level atas (package atau domain ) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing­masing alir.
7. Buarlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case .
8. Berdasarkan modelmodel yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain d ipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodanya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class menjadi komponenkomponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan :
· Pendekatan use case , dengan meng assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan tes.
· Pendekatan komponen, yaitu meng assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
· Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta code nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
· Piranti lunak siap dirilis.

Tool Yang Mendukung UML
Saat ini banyak sekali tool pendesainan yang mendukung UML, baik itu tool komersial maupun opensource. Beberapa diantaranya adalah:
Ø Rational Rose (www.rational.com)
Ø Together (www.togethersoft.com)
Ø Object Domain (www.objectdomain.com)
Ø Jvision (www.objectinsight.com)
Ø Objecteering (www.objecteering.com)
Ø MagicDraw (www.nomagic.com/magicdrawuml)
Ø Visual Object Modeller (www.visualobject.com)

Data seluruh tool yang mendukung UML, lengkap beserta harganya (dalam US dolar) bisa dipelajari di situs http://www.objectsbydesign.com/tools/umltools_byCompany.html . Disamping itu, daftar tool UML berikut fungsi dan perbangingan kemampuannya juga dapat dilihat di http://www.jeckle.de/umltools.htm .
DAFTAR PUSTAKA

1. Introduction to OMG UML [http://www.omg.org/gettingstarted/what_is_uml.htm]
2. UML Tutorial [http://www.sparxsystems.com.au/UML_Tutorial.htm]
3. Embarcadero Tech Support [http://www.embarcadero.com/support/uml_central.asp]
4. Practical UML A Hands-On Introduction for Developers, http://www.togethersoft.com/services/practical_guides/umlonlinecourse/index.html]
5. Architecture and Design: Unified Modeling Language (UML), [http://www.cetuslinks. org/oo_uml.html]
6. Grady Booch, ObjectOriented Analysis and Design with Application, Benjamin/1. Cummings, 1991.

Kamis, 01 Maret 2012

Ilmu Sosial Dasar Dalam Psikologi

Ilmu Sosial Dasar Dalam Psikologi
Latar Belakang

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang mempelajari masalah masalah sosial. Ilmu sosial mempunyai cabang-cabang yang diantaranyaSejarah, ekonomi, geografi sosial, Sosiologi, antropologi, pisikologi sosial.
Psikologi dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Tujuan penyusunan

Adapun tujuan penyusunan diantarannya untuk mengetahui hubungan antara Ilmu Sosial Dasar dalam bidang Psikologi. Kemudian Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberi pengetahuan umum tentang gejala-gejala sosial sehingga kepekaan mahasiswa terhadap llingkungannya begitu besar.

Medote penyusunan

Metode penulisan yang saya gunakan dalam makalah ini yaitu metode pustaka yang dilakukan dengan mencari informasi melalui internet dan pengumpulan dan pengeditan informasi dari berbagai sumber.

Pembahasan

A. Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu sosial dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial dan sesuai dengan ilmu-ilmu dasar kesosialan sebagai manusia.

B. Pengertian Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka.
Psikologi sosial sempat dianggap tidak memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.

Definisi-definisi Psikologi Sosial menurut Para Ahli

1. Hubert Bonner
Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
2. A.M . chorus
Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
3. Michener & Delamater : 1999
Psikologi Sosial adalah studi alami tentang sebab-sebab dari prilaku sosial manusia.
4. Gordon Allport : 1985
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara nyata/aktual, dalam bayangan/imajinasi dan dalam kehadiran
yang tidak langsung (implied).
5. Davis O Sears
Psikologi Sosial merupakan usaha sistematis untuk memahami prilaku sosial, yakni :
a) Bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi social
b) Bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita.
c) Bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi social.
6. Shaw & Costanzo : 1970
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial.
7. Berhm & Kassin
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara individu berpikir, merasa, dan bertingkahlaku dalam settingsosial.

C. Ruang Lingkup Psikologi sosial

Ditinjau dari segi objeknya,psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan besar,yaitu:
a. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
b. Psikologi yang menyelidiki gdan mempelajari hewan,yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan.
Kesulitan lain dalam pembentukan teori psikologi social adalah menentukan ruang lingkup suatu teori seperti berikut ini:
a) jangkauan penerapan (comprehensiveness), yaitu untuk berapa banyak (macam) fenomena atau kepribadian teori ini dapat diterapkan.
b) Keterbatasan ,yaitu sampai dimana perlu diberikan prasyarat pada kondisi dimana fenomena itu timbul agar suatu teori dapat dinyatakan berlaku.
c) Keumuman (generality),sampai dimana teori bias diperluas untuk mencakup situasi-situasi yang tidak tercakup dalam fenomena awal yang dijadikan dasar untuk penyusunan teori yang bersangkutan.
Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa sangatlah kuat pengaruhnya ilmu sosial dasar terhadap bidang psikologi, tentunya pembangunan karakter seseorang. Satu dengan lainnya memiliki hubungan yang erat dalam pembangunan karakter masing-masing individu sendiri. Dapat dikatakan ilmu sosial dasar sekali lagi sangat berpengaruh besar dalam psikologi tiap tiap individu dalam pembangunan masing-masing karakter.
Daftar Pustaka
http://dendibatinova.wordpress.com/
http://linaa-mybigfantasy.blogspot.com/2010/10/definisi-ilmu-sosial-dasar.html

http://danakristiawan.blogspot.com/
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/psikologi-sosial.html

http://rahmadiamkai.blogspot.com
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com
http://www.anakciremai.com

Perilaku Sosial

Perilaku Sosial



JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Metode dan Prosedur
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
B. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
C. Perilaku Sosial
BABA III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. karena atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang berjudul “PERILAKU SOSIAL” ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya.

Sebagai bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang ditanyakan dalam makalah ini antara lain:
a. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Sosial?
b. Bagaimana Pembentukan Perilaku sosial?
c. Apa saja bentuk dan jenis Perilaku sosial?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Sosial Dasar serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang perilaku sosial
D. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.



BAB II
PEMBAHASAN
D.Perilaku Sosial
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya sedang sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. Dapat diartikan juga sikap dimana kita saling membutuhkan orang lain.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.

Dari uraian diatas dapat diartikan juga bahwa manusia sebagai pelaku dari perilaku sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan manusia yang lain




E.Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Beberapa yang sangat berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Sosial diantaranya faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor budaya juga mempengaruhi sedangkan menurut Casare Lombroso faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu: faktor Biologis, faktor Psikologis, dan faktor Sosiologis
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors ) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
b. Proses kognitif
c. Faktor lingkungan
d. Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
F. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara­-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.

Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu :
1. Kecenderungan Perilaku Peran
a. Sifat pemberani dan pengecut secara social
b. Sifat berkuasa dan sifat patuh
c. Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
d. Sifat mandiri dan tergantung
2. Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial
a. Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
b. Suka bergaul dan tidak suka bergaul
c. Sifat ramah dan tidak ramah
d. Simpatik atau tidak simpatik
3. Kecenderungan perilaku ekspresif
a. Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama)
b. Sifat agresif dan tidak agresif
c. Sifat kalem atau tenang secara sosial
d. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Perilaku sosial adalah suasa saling ketegantaungan satu dengan yang lain dan merupakan keseharusan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Untuk itu manusia diharapkan dapat bekerja sama, saling menghormati dan toleran dalah hidup bermasyarakat agar tercipta keharmonisan dalam lingkungan.
Banyak pula faktor-faktor dalam pembentukan perilaku sosial dan kita harus bisa memilih mana yang baik dan tidak baik. Sebagian besar yang mempengaruhi perilaku sosial diantaranya faktor lingkungan, misalnya orang yang berasal dari daerah pantai/pegunungan yang berkata keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
B. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Bahan Ajar M.K psikologi dalan penjas PGSD
http://id.wikipedia.org/
http://dienz1305.blogspot.com

Perilaku Sosial

Perilaku Sosial



JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Metode dan Prosedur
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
B. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
C. Perilaku Sosial
BABA III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. karena atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang berjudul “PERILAKU SOSIAL” ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya.

Sebagai bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang ditanyakan dalam makalah ini antara lain:
a. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Sosial?
b. Bagaimana Pembentukan Perilaku sosial?
c. Apa saja bentuk dan jenis Perilaku sosial?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Sosial Dasar serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang perilaku sosial
D. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.



BAB II
PEMBAHASAN
D.Perilaku Sosial
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya sedang sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. Dapat diartikan juga sikap dimana kita saling membutuhkan orang lain.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.

Dari uraian diatas dapat diartikan juga bahwa manusia sebagai pelaku dari perilaku sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan manusia yang lain




E.Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Beberapa yang sangat berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Sosial diantaranya faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor budaya juga mempengaruhi sedangkan menurut Casare Lombroso faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu: faktor Biologis, faktor Psikologis, dan faktor Sosiologis
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors ) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
b. Proses kognitif
c. Faktor lingkungan
d. Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
F. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara­-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.

Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu :
1. Kecenderungan Perilaku Peran
a. Sifat pemberani dan pengecut secara social
b. Sifat berkuasa dan sifat patuh
c. Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
d. Sifat mandiri dan tergantung
2. Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial
a. Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
b. Suka bergaul dan tidak suka bergaul
c. Sifat ramah dan tidak ramah
d. Simpatik atau tidak simpatik
3. Kecenderungan perilaku ekspresif
a. Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama)
b. Sifat agresif dan tidak agresif
c. Sifat kalem atau tenang secara sosial
d. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Perilaku sosial adalah suasa saling ketegantaungan satu dengan yang lain dan merupakan keseharusan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Untuk itu manusia diharapkan dapat bekerja sama, saling menghormati dan toleran dalah hidup bermasyarakat agar tercipta keharmonisan dalam lingkungan.
Banyak pula faktor-faktor dalam pembentukan perilaku sosial dan kita harus bisa memilih mana yang baik dan tidak baik. Sebagian besar yang mempengaruhi perilaku sosial diantaranya faktor lingkungan, misalnya orang yang berasal dari daerah pantai/pegunungan yang berkata keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
B. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Bahan Ajar M.K psikologi dalan penjas PGSD
http://id.wikipedia.org/
http://dienz1305.blogspot.com

Perilaku Sosial

Perilaku Sosial



JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Metode dan Prosedur
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
B. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
C. Perilaku Sosial
BABA III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. karena atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang berjudul “PERILAKU SOSIAL” ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya.

Sebagai bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang ditanyakan dalam makalah ini antara lain:
a. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Sosial?
b. Bagaimana Pembentukan Perilaku sosial?
c. Apa saja bentuk dan jenis Perilaku sosial?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Sosial Dasar serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang perilaku sosial
D. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.



BAB II
PEMBAHASAN
D.Perilaku Sosial
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya sedang sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. Dapat diartikan juga sikap dimana kita saling membutuhkan orang lain.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.

Dari uraian diatas dapat diartikan juga bahwa manusia sebagai pelaku dari perilaku sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan manusia yang lain




E.Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Beberapa yang sangat berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Sosial diantaranya faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor budaya juga mempengaruhi sedangkan menurut Casare Lombroso faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu: faktor Biologis, faktor Psikologis, dan faktor Sosiologis
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors ) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
b. Proses kognitif
c. Faktor lingkungan
d. Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
F. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara­-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.

Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu :
1. Kecenderungan Perilaku Peran
a. Sifat pemberani dan pengecut secara social
b. Sifat berkuasa dan sifat patuh
c. Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
d. Sifat mandiri dan tergantung
2. Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial
a. Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
b. Suka bergaul dan tidak suka bergaul
c. Sifat ramah dan tidak ramah
d. Simpatik atau tidak simpatik
3. Kecenderungan perilaku ekspresif
a. Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama)
b. Sifat agresif dan tidak agresif
c. Sifat kalem atau tenang secara sosial
d. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Perilaku sosial adalah suasa saling ketegantaungan satu dengan yang lain dan merupakan keseharusan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Untuk itu manusia diharapkan dapat bekerja sama, saling menghormati dan toleran dalah hidup bermasyarakat agar tercipta keharmonisan dalam lingkungan.
Banyak pula faktor-faktor dalam pembentukan perilaku sosial dan kita harus bisa memilih mana yang baik dan tidak baik. Sebagian besar yang mempengaruhi perilaku sosial diantaranya faktor lingkungan, misalnya orang yang berasal dari daerah pantai/pegunungan yang berkata keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
B. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Bahan Ajar M.K psikologi dalan penjas PGSD
http://id.wikipedia.org/
http://dienz1305.blogspot.com

Perilaku Sosial

Perilaku Sosial



JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Metode dan Prosedur
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
B. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
C. Perilaku Sosial
BABA III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. karena atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang berjudul “PERILAKU SOSIAL” ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya.

Sebagai bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang ditanyakan dalam makalah ini antara lain:
a. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Sosial?
b. Bagaimana Pembentukan Perilaku sosial?
c. Apa saja bentuk dan jenis Perilaku sosial?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Sosial Dasar serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang perilaku sosial
D. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.



BAB II
PEMBAHASAN
D.Perilaku Sosial
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya sedang sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. Dapat diartikan juga sikap dimana kita saling membutuhkan orang lain.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.

Dari uraian diatas dapat diartikan juga bahwa manusia sebagai pelaku dari perilaku sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan manusia yang lain




E.Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Beberapa yang sangat berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Sosial diantaranya faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor budaya juga mempengaruhi sedangkan menurut Casare Lombroso faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu: faktor Biologis, faktor Psikologis, dan faktor Sosiologis
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors ) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
b. Proses kognitif
c. Faktor lingkungan
d. Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
F. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara­-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.

Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu :
1. Kecenderungan Perilaku Peran
a. Sifat pemberani dan pengecut secara social
b. Sifat berkuasa dan sifat patuh
c. Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
d. Sifat mandiri dan tergantung
2. Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial
a. Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
b. Suka bergaul dan tidak suka bergaul
c. Sifat ramah dan tidak ramah
d. Simpatik atau tidak simpatik
3. Kecenderungan perilaku ekspresif
a. Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama)
b. Sifat agresif dan tidak agresif
c. Sifat kalem atau tenang secara sosial
d. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Perilaku sosial adalah suasa saling ketegantaungan satu dengan yang lain dan merupakan keseharusan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Untuk itu manusia diharapkan dapat bekerja sama, saling menghormati dan toleran dalah hidup bermasyarakat agar tercipta keharmonisan dalam lingkungan.
Banyak pula faktor-faktor dalam pembentukan perilaku sosial dan kita harus bisa memilih mana yang baik dan tidak baik. Sebagian besar yang mempengaruhi perilaku sosial diantaranya faktor lingkungan, misalnya orang yang berasal dari daerah pantai/pegunungan yang berkata keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
B. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Bahan Ajar M.K psikologi dalan penjas PGSD
http://id.wikipedia.org/
http://dienz1305.blogspot.com