1. Pengertian, Manfaat, Cara Kerja dan Contoh Cloud Computing
Sumber: Pengertian, Manfaat, Cara Kerja dan Contoh Cloud Computing
Pengertian / Definisi Cloud Computing.
Cloud computing mungkin masih samar terdengar bagi orang awam. Tetapi keberadaan cloud computing di era digital kini sebenarnya telah terasa di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari hari seperti penggunaan email dan juga media sosial.
Sloud storageSecara umum, definisi cloud computing (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program tanpa instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui komputer dengan akses internet.
Manfaat Cloud Computing Serta Penerapan Dalam Kehidupan Sehari – hari
Setelah penjabaran definisi singkat diatas tentu penggunaan teknologi dengan sistem cloud cukup memudahkan pengguna selain dalam hal efisiensi data, juga penghematan biaya. Berikut manfaat manfaat yang dapat dipetik lewat teknologi berbasis sistem cloud.
A.Semua Data Tersimpan di Server Secara Terpusat
Salah satu keunggulan teknologi cloud adalah memungkinkan pengguna untuk menyimpan data secara terpusat di satu server berdasarkan layanan yang disediakan oleh penyedia layanan Cloud Computing itu sendiri. Selain itu, pengguna juga tak perlu repot repot lagi menyediakan infrastruktur seperti data center, media penyimpanan/storage dll karena semua telah tersedia secara virtual.
B.Keamanan Data
Keamanan data pengguna dapat disimpan dengan aman lewat server yang disediakan oleh penyedia layanan Cloud Computing seperti jaminan platform teknologi, jaminan ISO, data pribadi, dll.
C.Fleksibilitas dan Skalabilitas yang Tinggi
Teknologi Cloud menawarkan fleksibilitas dengan kemudahan data akses, kapan dan dimanapun kita berada dengan catatan bahwa pengguna (user) terkoneksi dengan internet. Selain itu, pengguna dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi kapasitas penyimpanan data tanpa perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk. Bahkan salah satu praktisi IT kenamaan dunia, mendiang Steve Jobs mengatakan bahwa membeli memori fisik untuk menyimpan data seperti hardisk merupakan hal yang percuma jika kita dapat menyimpan nya secara virtual/melalui internet.
D.Investasi Jangka Panjang
Penghematan biaya akan pembelian inventaris seperti infrastruktur, hardisk, dll akan berkurang dikarenakan pengguna akan dikenakan biaya kompensasi rutin per bulan sesuai dengan paket layanan yang telah disepakati dengan penyedia layanan Cloud Computing. Biaya royalti atas lisensi software juga bisa dikurangi karena semua telah dijalankan lewat komputasi berbasis Cloud.
Penerapan Cloud Computing telah dilakukan oleh beberapa perusahaan IT ternama dunia seperti Google lewat aplikasi Google Drive, IBM lewat Blue Cord Initiative, Microsoft melalui sistem operasi nya yang berbasis Cloud Computing, Windows Azure dsb. Di kancah nasional sendiri penerapan teknologi Cloud juga dapat dilihat melalui penggunaan Point of Sale/program kasir.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud adalah DealPOS. Metode kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan mendistribusikan data penjualan toko retail yang telah diinput oleh kasir ke pemilik toko retail melalui internet dimanapun pemilik toko berada. Selain itu, perusahaan telekomunikasi ternama nasional, Telkom juga turut mengembangkan sistem komputasi berbasis Cloud ini melalui Telkom Cloud dengan program Telkom VPS dan Telkom Collaboration yang diarahkan untuk pelanggan UKM (Usaha Kecil-Menengah).
Cara Kerja Sistem Cloud Computing
Sistem Cloud bekerja menggunakan internet sebagai server dalam mengolah data. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk login ke internet yang tersambung ke program untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi. Infrastruktur seperti media penyimpanan data dan juga instruksi/perintah dari pengguna disimpan secara virtual melalui jaringan internet kemudian perintah – perintah tersebut dilanjutkan ke server aplikasi. Setelah perintah diterima di server aplikasi kemudian data diproses dan pada proses final pengguna akan disajikan dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang diterima sebelumnya sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.
Contohnya lewat penggunaan email seperti Yahoo ataupun Gmail. Data di beberapa server diintegrasikan secara global tanpa harus mendownload software untuk menggunakannya. Pengguna hanya memerlukan koneksi internet dan semua data dikelola langsung oleh Yahoo dan juga Google. Software dan juga memori atas data pengguna tidak berada di komputer tetapi terintegrasi secara langsung melalui sistem Cloud menggunakan komputer yang terhubung ke internet.
Baca juga Office 365 Berbasis Cloud Computing Dengan 4 Fitur Terbaru
Berikut adalah penjelasan singkat tentang Cloud Computing, sistem yang telah mendunia yang dapat membantu perusahaan atau organisasi dalam efisiensi penyimpanan data. Beberapa faktor seperti ketersediaan internet yang dibutuhkan sebagai jalur utama dalam distribusi data, kualitas vendor akan layanan sistem Cloud maupun masalah keamanan dan privasi seperti serangan peretas/hacker dalam meretas internet patut menjadi pertimbangan tersendiri sebelum anda beralih ke sistem Cloud. Selain vendor yang harus meningkatkan kualitas pelayanan mereka, pengguna juga diharapkan dapat lebih bijak dalam memilih kualitas vendor yang akan mereka gunakan untuk mengelola data berbasis Cloud Computing.
MOBILE COMPUTING
Pengertian mobile computing adalah kemampuan teknologi untuk menghadapi perpindahan/pergerakan manusia dalam penggunaan komputer secara praktis. Beberapa pengertian tentang mobile computing diantaranya :
1.Mobile computing merupakan paradigma baru dari teknologi yang mampu melakukan komunikasi. walaupun user melakukan perpindahan.
2.Merupakan kemajuan teknologi komputer, sering disebut sebagai mobile computer (portable computer) yang dapat berkomunikasi dengan jaringan tanpa kabel (nirkabel).
3.Merupakan sekumpulan peralatan(hardware), data, dan perangkat lunak aplikasi yang bermobilisasi/berpindahlokasi.
4.Merupakan kelas tertentu dari system terdistribusi dimana beberapa node dapat melepaskan diri dari operasi terdistirbusi, bergerak bebas, dan melakukan koneksi kembali pada jaringan yang berbeda.
5.Tidak sama dengan wireless computing.
Dari definisi diatas kita dapat memahami mengapa kita membutuhkan mobile computing. Kata kuncinya adalah kita manusia dinamis yang senantiasa bergerak dan berkembang dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Sehingga membutuhkan suatu device yang mampu mengikuti pergerakan kita. Bergerak disini dilihat dari dua sisi yaitu orang dan device.
Pergerakan dari User
- Perpindahan posisi geografis
- Perpindahan jaringan komunikasi
- Perpindahan peralatan komunikasi
- Perpindahan antara aplikasi
Pergerakan dari Device
- Perpindahan posisi geografis
- Perpindahan jaringan komunikasi
Jenis Mobile Computing
- Laptop
- Wearable computer
- PDA
- Smart phone
- Carputer
- UMPC
Dengan menggunakan mobile computing, kita akan memperoleh banyak sekali Kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain:
1.Mobilitas
Anda tidak perlu mengikat diri ke tempat tertentu. Anda dapat melakukan pekerjaan Anda saat duduk di mobil atau kereta api. Anda dapat berkomunikasi dengan orang lain sambil duduk di mana saja di dunia. Anda dapat chatting online dengan teman-teman Anda dan anggota keluarga sambil duduk di pantai. Anda dapat melakukan pekerjaan kantor Anda sambil duduk di mana saja.
2.Keefektifan
Dengan menggunakan mobile computing, lebih banyak pekerjaan dapat diselesaikan karena fleksibilitas dalam hal tempat bekerja
Selain dari manfaat-manfaat yang dimiliki oleh mobile computing, mobile computing juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain:
1.Rendahnya jaringan bandwidth
Pengguna mobile dapat terhubung ke jaringan nirkabel melalui berbagai jaringan komunikasi termasuk radio nirkabel, wireless Local Area Network (LAN), nirkabel selular, satelit, dll Setiap jaringan nirkabel menyediakan kapasitas bandwidth yang berbeda. Namun, bandwidth nirkabel ini terlalu kecil dibandingkan dengan jaringan tetap seperti ATM (Asynchronous Transfer Mode) yang dapat memberikan kecepatan hingga 155Mbps.
2.Biaya komunikasi asimetrik
Kapasitas bandwidth yang berbeda antara hilir komunikasi dan komunikasi upstream telah menciptakan sebuah lingkungan baru yang disebut Lingkungan Komunikasi asimetrik. Bahkan, ada dua situasi yang dapat mengakibatkan komunikasi asimetri, Salah satunya adalah karena kemampuan perangkat fisik. Misalnya, server memiliki pemancar siaran kuat, sedangkan klien mobile memiliki kemampuan transmisi kecil. Yang lain adalah karena pola aliran informasi dalam aplikasi. Misalnya, dalam situasi dimana jumlah server jauh lebih sedikit daripada jumlah klien, itu adalah asimetris karena ada tidak kapasitas yang cukup untuk menangani permintaan simultan dari beberapa klien.
3.Koneksi yang lemah
pengguna Mobile sering terputus dari jaringan. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa alasan, termasuk kegagalan sinyal, jangkauan sinyal yang kurang luas, area blank spot, dan penghematan daya. Tetapi hal ini juga bisa menguntungkan karena modus aktif membutuhkan seribu kali power lebih besar daripada perangkat dalam kondisi standby atau mode sleep. Sinyal radio nirkabel mungkin juga akan melemah karena jarak yang jauh dari sumber sinyal dimana pengguna bergerak.
4.Konsumsi tenaga
Mobile computing sangat bergantung pada daya tahan baterai.
Ubiquitous Computing Ubiquitous Computing
Penjelasan Mengenai Ubiquitous Computing Ubiquitous Computing disebut sebagai gelombang ketiga dalam komputasi. Yang pertama adalah konsep mainframe, dimana sebuah mesin dipakai oleh banyak orang bersamaan (one computer, many people). Sekarang kita berada pada era personal computer (komputer pribadi) yaitu seseorang menggunakan masing-masing mesin yang dimilikinya (one person, one computer). Karena komputer menjadi semakin murah dan menjadi sangat lazim, selanjutnya akan datang masa Ubiquitous Computing dan menjadi era “one person, many computers”. Mark Weiser menjelaskan Ubiquitous Computing merupakan sebuah model/konsep interaksi manusia-komputer yang paling canggih dan modern, dimana proses informasi keduanya diintegrasikan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, seseorang yang “menggunakan” Ubiquitous Computing melibatkan banyak sistem komputasi berikut device (peralatan/mesin)-nya, namun secara tidak sadar dia menggunakan peralatan tersebut dikarenakan sudah sangat membaur dengan lingkungannya. Model seperti ini adalah pengembangan dari paradigma desktop computing.
Inti dari model Ubiquitous Computing (yang juga sering disebut Pervasive Computing) melakukan pembagian resource (sumber daya) yang ringan, tidak mahal, dalam jaringan pemrosesan handal secara bersama-sama dan terdistribusi ke dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, sebuah lingkungan Ubiquitous Computing yang menghubungkan kontrol penerangan (lampu) dan pemanas ruangan dengan alat yang dipasang pada pakaian kita sehingga kondisi penerangan dan suhu ruangan dapat dimodulasi secara terus-menerus dan tak kentara. Sistem tersebut seharusnya “hilang” dari pandangan dan diluar alam sadar kita. Salah satu sistem Ubiquitous pertama adalah “Live Wire” milik Natalie Jeremijenko. Merupakan sebuah tali yag dipasangkan ke sebuah stepper motor dan dikendalikan melalui koneksi LAN yang menyebabkan tali tersentak atau menegang sesuai kondisi dan traffic jaringan.
Ubiquitous Computing memberikan tantangan kepada cabang ilmu komputer : dalam pendesainan dan pemodelan sistem, dan dalam hal user interface. Model interaksi manusia-komputer yang sudah jadul seperti command-line (text-based), menu-driven, atau yang berbasis GUI tidak cocok dan tidak mencukupi untuk masalah Ubiquitous Computing. Interaksi “alami” yang dibutuhkan harus segera dimunculkan, meskipun banyak model yang sudah mendekati interaksi seperti itu seperti contohnya telepon selular, digital audio player, GPS, dan interactive whiteboard.
Mark Weiser mengenalkan tiga bentuk dasar dari mesin Ubiquitous yaitu : tab, pad, dan board.
Contoh Ubiquitous Computing
1. handphone
2. Elearning
3. Mobil
4. Ruangan
5. Kulkas
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Handphone
• Kelebihan
Kita dapat mengakses informasi dimana saja dengan gadget yang di miliki seperti handphone, smartphone, tablet
• Kekurangan
Penyalahgunaan kemudahan mengakses informasi. contoh mengakses informasi tentang soal yang sedang di ujikan pada saat ujian
2. Elearning
• Kelebihan
Memberikan kemudahan kepada seluruh mahasiswa atau pun pelajar dalam belajar tanpa harus dating langsung ke kampus atau sekolah
• Kekurangan
Membuat mahasiswa atau pun pelajar menjadi malas karena tanpa ada pengawasan guru atau pun dosen
3.Mobil
• Kelebihan
Sang engineer telah di lengkapi dengan sebuah badge pintar berisi microchip jadi saat mobilnya mendekati gerbang pagar rumah dan pemancaran mengenai kendaraan tersebut secara otomatis gerbang akan terbuka.
• Kekurangan
Hanya mobil tertentu saja yang bias membuka gerbang pagar rumah tersebut
4.Ruangan
• Kelebihan
Ruangan yang di pasang device pemancar yang secara otomatis akan mengaktifkan sensor pada saat ia memasuki ruangan kerjanya akan terbuka secara otomatis.
• Kekurangan
Terjadi pemborosan listrik secara berlebihan karena system menyala tanpa di perlukan
5. Kulkas
• Keuntungan
Kulkas yang berada di rumah kita yang terhubung dengan jaringan komputasi berskala besar, jika isi kulkas kosong ,maka otomatis kulkas mengirim sinyal ke salah satu supermarket yang ada dalam jaringan melalui sensor yang di milikinya ,dan secara otomatis pihak supermarket mengisi kulkas anda tanpa perlu bersusah payah mengisinya.
• Kekurangan
Tidak semua barang bias update ,karena hanya barang yang bias di pilih.
Persamaan antara grid computing, cloud computing, dan ubiquitous computing.
Ketiganya merupakan metode untuk melakukan proses komputasi dan memecahkan sebuah masalah serta menemukan solusinya.
Perbedaan antara grid computing, cloud computing, dan ubiquitous computing.
Grid Computing (Dunia Akademis)
Fitur dari grid computing ini adalah mengumpulkan kluster-kluster yang ada menjadi sebuah komputasi besar. Definisi dari sebuah kluster adalah sekumpulan komputer yang biasanya identik dalam sebuah situs/ruang server. Contohnya, Universitas Indonesia memiliki kluster Hastinapura yang (tadinya) tergabung dengan kluster di UGM membentuk sebuah grid yang dinamakan InGRID. InGRID adalah sebuah usaha untuk membuat sistem Grid dengan menggunakan jaringan antar universitas (INHERENT).
Cloud Computing (Dunia Bisnis)
Cloud Computing bagaikan sebuah komputer maya raksasa yang digunakan oleh banyak orang/organisasi/entitas. Contoh penyedia komputasi ini adalah Amazon EC dan Microsoft Windows Azure. Untuk memudahkan orang dan pemasaran
People Computing (Dunia Sosial/ Ubiquitous Computing/ Pervasive Computing)
People computing/ science, adalah sebuah terminologi untuk menggunakan individu-individu sebagai penyedia data. Kemudian, data tersebut teragregasi dalam sebuah pusat pengolahan data dan kemudian diolah menjadi kesimpulan.
nano science
Teknologi nano menunjukkan perkembangan pesat dan dikategori antara sektor yang perlu diberi perhatian di seluruh dunia.
Berbagai produk dapat dihasilkan menerusi teknologi tersebut dan sebahagiannya adalah elektronik semikonduktor. Teknologi nano adalah berkaitan saiz sebuah peranti, satu bilion lebih kecil berbanding sebarang benda bersaiz satu meter.
Pun begitu, sektor elektronik semikonduktor merupakan suatu bidang yang amat luas dan penting buat negara-negara membangun dan maju.
Malaysia juga tidak ketinggalan menceburkan diri dan telah lama melihat kepentingannya dalam penghasilan produk dan membantu dalam penjanaan ekonomi. Ini dinyatakan dengan jelas oleh Ketua Pegawai Eksekutif NanoMalaysia Berhad, Dr. Rezal Khairi Ahmad bahawa perkembangan tersebut memperlihat komitmen kerajaan dan Kementerian Pendidikan Tinggi dalam mempromosi mikroelektronik dan teknologi nano sebagai teknologi asas untuk mengembangkan pelbagai lagi teknologi tinggi.
“Ia akan dapat memudahkan negara membuat lonjakan dalam dunia ekonomi yang lebih kompetitif,” katanya.
Beliau menyatakan demikian semasa merasmikan Persidangan Antarabangsa Bahagian Kejuruteraan Elektronik Malaysia (IEEE) Mengenai Elektronik Semikonduktor 2016 (ICSE2016) di ibu negara baru-baru ini. Persidangan kali ke-12 itu mula diadakan sejak 1992 dilihat amat positif dari segi kekuatan yang tersendiri, bilangan peserta dan kualiti kertas pembentangan.
Yang turut hadir pada majlis tersebut adalah Pengerusi ICSE2016, Prof. Datuk Dr. Burhanuddin Yeop Majlis yang juga Pengerusi IEEE.
Jelas Dr. Rezal lagi, terdapat sembilan pusat kecemerlangan di UKM dan IMEN merupakan salah satunya yang memfokuskan aktiviti kajian dalam teknologi nano dan mikro.
Penganjuran persidangan tersebut katanya, hasil inisiatif Institut Kejuruteraan Mikro dan Nanoelektronik (IMEN), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) untuk mengupas idea dan penemuan baharu berkenaan teknologi nano dan amat tepat pada masanya dan sejajar dengan usaha kerajaan khususnya Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi (MOSTI) yang melihat teknologi nano membawa dimensi baharu dalam pelbagai aspek kehidupan manusia kerana fungsinya yang boleh diaplikasikan menjadi peranti pintar berteknologi tinggi.
“Ditubuhkan pada 2002, aktiviti kajian IMEN meliputi pembangunan Sistem Mekanikal-Elektro-Mikro, Diod Pemancar Cahaya (LED) Organik, Nanofotonik, Sistem Nanoelektronik dan Pembungkusan Semikonduktor Mikroelektronik.
“Institut itu juga turut bekejasama dengan Telekom Malaysia Research and Development Sdn. Bhd. dalam membangunkan komponen berfrekuensi tinggi untuk kegunaan bidang telekomunikasi,” katanya.
Tidak sekadar itu katanya, peralatan kajian yang dimiliki IMEN merupakan antara yang termaju di Malaysia.
Malah ada sesetengahnya merupakan alatan yang pertama kali di bawa masuk ke negara ini.
Kebanyakan alatan tersebut diperoleh daripada sumbangan dana MOSTI dan kerjasama kajian bersama Telekom Malaysia Research and Development Sdn. Bhd.
Beliau juga menarik perhatian bahawa teknologi nano dilihat dapat membantu negara mengembangkan ekonomi menerusi National Graphene Action Plan 2020.
Menerusi pelan tersebut, dijangkakan sebanyak 9,000 peluang pekerjaan dalam dihasilkan dengan 3,000 posisinya adalah daripada bidang kerja bernilai tinggi.
Teknologi nano dalam konteks global telah mengenal pasti nanoelektronik merupakan tumpuan utama bersama beberapa produk yang boleh dikomersialkan.
Bagi NanoMalaysia Berhad, sejak ditubuhkan pada Ogos 2011, syarikat tersebut amat proaktif dalam melibatkan pihak industri untuk berinovasi dan menggunakan teknologi nanoelektronik dalam teknologi asas graphene, kajian, pengembangan dan pengkomersialan.
Tujuannya adalah bagi memastikan industri dapat menempatkan diri dalam ekonomi global namun dengan cara lebih berstrategi dan dinamik.
Lonjakan IMEN
Pada 2011, Institut Kejuruteraan Mikro dan Nanoelektronik (IMEN), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) telah dikenal pasti sebagai Pusat Kecemerlangan NanoMalaysia untuk Aplikasi Biomedikal dalam Sistem Nanoelektromekanikal (NEMS) oleh MOSTI.
Setelah itu, pada 2014, IMEN sekali lagi dinobatkan sebagai Kecemerlangan Tinggi (HiCOE) dalam bidang kajian Sistem Mikroelektromekanikal (MEMS) untuk Biomedikal oleh Kementerian Pendidikan Tinggi MOE.
Selain kajian asas, IMEN turut menyediakan perkhidmatan dan kursus dalam teknologi nano dan mikro serta teknologi fotonik.
Dijangkakan juga menjelang 2020, penembusan teknologi nano dalam industri semikonduktor akan mencecah 100 peratus dan industri farmaseutikal adalah sekitar 50 peratus.
Antara pendorong kepada kegunaan secara besar-besaran teknologi nano adalah perkembangan teknologi di bidang hijau, bio dan teknologi maklumat dan komunikasi (ICT).
Seterusnya perkembangan dalam bidang sains seperti fizik, biologi dan kimia menjadikan kedua-duanya menjanjikan satu transformasi dalam setiap aspek kehidupan menerusi pelbagai aplikasi dan sektor.
Dalam pada itu menurut Pengarah IMEN, Prof. Datuk Dr. Burhanuddin Yeop Majlis, selain penyelidikan pihaknya juga berperanan mengembangkan bidang teknologi nano menerusi pelbagai aktiviti lain.
Sebagai contoh, penganjuran Persidangan Antarabangsa Bahagian Kejuruteraan Elektronik Malaysia (IEEE) Mengenai Elektronik Semikonduktor 2016 (ICSE2016) Ke-12 antara wadah terbaik dalam mendedahkan Malaysia kepada dunia teknologi nano terbaharu dan terkini berserta kajian-kajian yang sedang dilaksanakan.
“Selain itu kita juga mahu menonjolkan kelebihan saintis dalam negara menerusi inovasi dan penemuan baharu yang telah berjaya mereka hasilkan.
“Pembentangan dan perbincangan dua hala juga dapat memupuk keyakinan diri saintis dalam negara serta membentuk satu jaringan kerjasama pada peringkat antarabangsa,” katanya.
Dalam pada itu, sempena persidangan tersebut tiga penyelidik lepasan ijazah menerima anugerah IEE Persatuan Perantio Elektron (IDS) atas pencapaian masing-masing.
Salah satu penyelidikan yang dijalankan oleh penyelidik IMEN, Dr. Muhamad Ramdzan Buyong, adalah mengenai penyelidikan buah pinggang tiruan.
“Ini kerana fokus utama kajian kami adalah menambah baik keberkesanan teknologi pemisahan zarah biologi yang sedia ada iaitu secara tanpa sentuh dalam menghasilkan proses penapisan buah pinggang tiruan yang boleh berfungsi secara mudah alih.
“Kami yakin produk yang dihasilkan mempunyai permintaan pasaran yang tinggi bagi tujuan komersial dalam menyelesai permasalahan utama proses dialisis sedia ada,’’ ujarnya.
Smart grid
Konsep mikrogrid yang gencar diajukan belakangan ini karena lebih memanfaatkan sumber-sumber energi alternatif lokal tanpa melupakan sumber energi konvensional masih dalam pengembangan di berbagai negara. Namun suatu pemikiran yang lebih maju lagi tentang konsep penyaluran energi listrik sekarang sudah mulai berkembang juga di berbagai negara, konsep tersebut sering disebut smart grid, ini merupakan konsep jaringan tenaga cerdas yang dicita-citakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang di masa sekarang maupun masa mendatang sudah menjadi kebutuhan primer. Tulisan ini akan memaparkan secara ringkas tentang pola smart grid dari sudut pandang saya dari berbagai sumber.Yang dibutuhkan dari sistem tenaga listrik modern Pada sistem tenaga modern, beberapa hal baru harus bisa dipenuhi lebih dari sistem tenaga yang ada saat ini.
Sistem tenaga modern harus lebih mengakomodasi partisipasi dari para konsumen, terutama dengan mulai berkembangnya sumber-sumber energi alternatif terdistribusi, partisipasi aktif dari para konsumen juga harus diperhatikan sekaligus sistem tenaga lebih mengakomodasi bentuk-bentuk sumber energi yang tersedia dan tersebar di jaringannya.
Teknologi digital yang berkembang pesat, memaksa semua aspek kehidupan bergantung pada TIK akibatnya sistem tenaga yang modern juga dituntut untuk bisa memberikan suplai energi dengan kualitas daya yang baik untuk mendukung kondisi digital ini.
Investasi yang dibuat di bidang sistem tenaga mendatang akan menuntut utilisasi aset yang lebih baik dengan efisiensi yang tinggi, sehingga investasi yang besar tidak akan terbuang sia-sia akibat terlalu over-capacity untuk mengantisipasi beban dan menjamin kelangsungan pelayanan.
Berhentinya suplai kepada konsumen merupakan sesuatu yang sebisa mungkin harus dihindari, sehingga sistem tenaga yang modern semaksimal mungkin harus bisa melakukan tindakan preventif dan kuratif terhadap gangguan yang terjadi pada dirinya.
Terakhir, sistem tenaga modern haruslah sesuatu yang “kokoh” dalam artian bisa bertahan terhadap force majeur, bisa bencana, serangan fisik maupun serangan cyber.
Definisi Menurut Department of Energy (DoE) US, smart grid adalah integrasi dari teknologi pembacaan (sensing), metode pengendalian, dan komunikasi pada sistem tenaga listrik yang sudah ada sekarang ini. Dengan berbagai macam lingkup dari sistem tenaga sekarang ini, banyak sekali teknologi-teknologi yang sangat maju yang sudah tergolong “smart“. Misalnya pada jaringan distribusi, menggunakan sistem pembacaan meter yang sudah maju bisa juga termasuk dalam konsep cerdas, atau pada transmisi level maju, dengan adanya pengaturan beban yang optimal, mikrogrid, anti-islanding, dsb. Pada sistem energi terdistribusi sudah menggunakan kendali yang semaksimal mungkin memanfaatkan energi yang tersedia dari sumber-sumber alternatif dikombinasikan dengan divais penyimpan energi yang tersedia. Penggabungan teknologi-teknologi tersebut secara menyeluruh pada sistem tenaga yang ada sekarang ini merupakan smartgrid yang dimaksudkan oleh definisi diatas.
Penyusun sistem tenaga modern Untuk dapat mewujudkan smartgrid sebagai sistem tenaga modern sehingga dapat memenuhi syarat-syarat yang disebutkan sebelumnya, diperlukan peran dari 2 aspek utama yaitu infrastruktur kelistrikan dan infrastruktur telekomunikasi. Perbedaan mendasar dengan sistem tenaga konvensional yang hanya terdapat 1 arah aliran dari penyedia sumber ke konsumen, pada sistem ini terdapat 2 arah aliran dari penyedia ke konsumen dan sebaliknya dengan dukungan infrastruktur telekomunikasi. Akibat langsung dari adanya aliran 2 arah ini adalah akan muncul hubungan antara penyedia dengan konsumen yang jumlahnya banyak sekali, yang tidak akan mungkin bisa ditangani sendiri oleh perusahaan penyedia energi, karena itulah menurut National Institute of Standard and Technology (NIST), US pada sistem tenaga modern dimunculkan satu lagi blok penyusun baru yang disebut sebagai “penyedia layanan” (Gambar 1). Penyedia layanan ini yang akan berhubungan secara langsung dengan konsumen di tingkat paling bawah dan berhubungan ke atas dengan perusahaan penyedia energi, perusahaan penyedia energi sendiri hanya akan berkoordinasi dengan beberapa perusahaan penyedia layanan yang bertugas.
nist concept
Operasi sistem tenaga modern
Suatu sistem tenaga yang sudah mengaplikasikan secara penuh konsep smart grid, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan adanya dukungan infrastruktur komunikasi, dan juga dukungan dari peralatan rumah tangga yang juga “cerdas” maka setiap saat perusahaan penyedia akan dapat memonitor beban-beban listrik apa yang tersambung kepadanya. Hal ini dapat dimungkinkan karena konsep ini mencita-citakan setiap sambungan beban dapat dimonitor bahkan sampai ke setiap titik sambungan beban, misalnya dengan IP-address untuk setiap colokan listrik, ditambah dengan peralatan rumah tangga itu sendiri yang dapat mengirim informasi diri kepada perusahaan penyedia, apakah dia adalah mesin cuci, penyejuk udara, televisi, bahkan sampai ke mobil listrik. Dengan adanya komunikasi 2 arah ini, maka apabila ada suatu saat penyedia listrik mengalami defisit suplai listrik, dia bisa menentukan beban-beban mana saja yang dia bisa “tunda” pemakaiannya untuk waktu yang singkat, misal selama 5 menit ternyata mobil listrik kita dihentikan pengisian baterainya akibat saat itu defisit sedang terjadi. Pengisian dilanjutkan kembali setelah 5 menit selesai, bisa karena defisit telah terlewati atau bergiliran ke beban yang lain yang “ditunda” operasinya yang juga tersambung ke sistem tenaga tersebut. Dengan pola ini, penyedia energi bisa memaksimalkan semua aset kelistrikannya pada rating yang sesuai tanpa harus melakukan over-rating supaya aman. Dengan pengaturan beban yang sangat fleksibel, penyedia dapat menjaga peralatannya untuk bekerja pada tingkat utilisasi yang terbaik.
Smart grid pada level konsumen (EPRI)
Arah yang sebaliknya juga bisa terjadi, konsumen dapat berpartisipasi aktif dalam menyuplai energi ke sistem tenaga yang dimiliki oleh penyedia. Contoh kasus apabila konsumen memiliki mobil listrik yang baterainya masih memiliki simpanan energi, maka dengan kesepakatan yang bisa diatur, si konsumen dapat memberikan energi yang tersimpan di baterainya pada waktu-waktu tertentu dan berganti mengisi baterai mobilnya pada waktu yang lain. Hal yang sama bisa juga untuk kasus konsumen yang memiliki sumber energi sendiri, seperti panel surya, turbin angin, dsb. Kebijakan yang harus diterapkan
Dari pola operasi yang dipaparkan diatas, tidak akan bisa berjalan tanpa kebijakan yang dibuat oleh pengatur regulasi. Masyarakat cenderung tidak akan berpartisipasi pada pola operasi seperti itu apabila harga listrik masih sangat murah. Dengan harga listrik yang murah, kesadaran untuk berhemat akan sangat kecil, akibatnya partisipasi pada program seperti itu akan mustahil. Contoh, apabila dibuat regulasi dimana harga listrik pada jam-jam produktif relatif jauh lebih mahal daripada harga listrik pada jam tidak sibuk maka partisipasi konsumen dalam pola operasi seperti diatas dapat diharapkan besar. Dengan harga yang cukup mahal, maka konsumen cenderung untuk memanfaatkan listrik dengan sebaik-baiknya, hal ini bisa dilakukan jika bergabung dengan smartgrid yang disediakan oleh penyedia energi. Solusi menang-menang untuk dua pihak akan dapat tercapai, penyedia dapat menyediakan listrik dengan segala syarat dan kondisi yang diinginkan, konsumen dapat menggunakan listrik dengan lebih baik tanpa harus mengurangi kualitas hidup. Contoh kebijakan harga tadi juga bisa mendorong konsumen untuk berpartisipasi dengan cara “menjual” energi lebihnya pada jam-jam produktif; seperti pada kasus mobil listrik diatas; dan mengisi kembali pada jam-jam tidak produktif yang harga listriknya lebih murah. Privacy menjadi isu utama dari operasi ini, bagaimana mungkin perusahaan penyedia energi bisa masuk kapan saja ke penggunaan listrik konsumen? konsumen akan merasa diintervensi kehidupannya. Diatas segalanya, konsumen tetap merupakan ujung dari pelayanan sehingga keputusan akhir tetap ada di tangan konsumen. Harus diciptakan mekanisme dimana konsumen setiap saat dapat memilih apakah dia akan “bergabung” atau “tidak bergabung” dengan pola operasi smartgrid seperti yang disebut diatas. Tentu saja dengan segala konsekuensi yang harus ditanggung oleh konsumen tersebut, misalnya dengan harga yang berbeda yang harus dia tanggung. Sehingga konsumen dapat berkata “Saya sedang melakukan sesuatu yang penting, saya tidak mau listrik saya diintervensi untuk saat ini, saya siap dengan kompensasi yang harus saya bayarkan”.
Menuju ke smart grid
Semua konsep yang dipaparkan diatas, masih sangat jauh untuk tercapai dari sistem yang beroperasi saat ini. Namun mulai saat ini bisa dimulai dari hal yang terdekat dahulu, misalnya penggunaan meter pembaca yang bisa diakses jarak jauh sekaligus untuk mengaktifkan dan mematikan sambungan listrik untuk rumah-rumah dan seterusnya. Dari sisi teknologi dibutuhkan pengembangan di 2 bidang utama, bidang kelistrikan harus menyediakan platform penyaluran energi dan kelangsungan energi listrik; di bidang telekomunikasi, komputer, dan cyber harus menyediakan sistem komunikasi 2 arah yang tepat, cepat, akurat, serta aman. Keamanan menjadi aspek penting dalam konsep ini, mengingat semua sudah dilakukan secara digital dan cyber, serangan dan gangguan di sisi telekomunikasi dan cyber juga tidak boleh ditoleransi karena energi merupakan aset nasional sehingga diperlukan sistem teknologi informasi yang kokoh dan canggih untuk mendukung sistem ini. Peran pengatur regulasi juga diharapkan untuk menentukan standar teknologi sehingga semua bisa berperan bersama di konsep sistem tenaga modern ini. Pengatur regulasi juga harus menciptakan iklim dan kebijakan yang akan mendukung sistem operasi yang diinginkan bisa berlangsung, misalnya tentang batasan-batasan dan pengaturan harga. Terakhir peran dari para engineer untuk memahami ilmu yang multidisiplin untuk menjalankan konsep ini.