Kamis, 08 Mei 2014

ANALISIS PERKEMBANGAN MAKNA KOSA KATA BAHASA INDONESIA

1.     Pendahuluan
Linguistik sebagai salah satu disiplin ilmu bahasamengalami pertumbuhan dan perkembangan karena bahasa dipakai manusia dan manusia itu selalu tumbuh dan berkembang. Begitu pula dengan kata-kata yang mengalami pergeseran makna  sejalan dengan perkembangan bahasa. Perubahan tersebut karena pergeseran konotasi, rentang masa penggunaan jarak dsb. Perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam antar lain: menyempit, meluas, amelioratif, peyoratif, dan asosiasi. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai adanya perubahan makna dari makna sebelumnya saat berkomunikasi.  Bila diteliti kembali bahasa selalu mengalami penambahan istilah-istilah baru. Dari istilah baru tersebut kemudian muncul makna baru yang berbeda dari makna sebelumnya.  Dalam hal ini akan membahas mengenai  kata-kata yang mengalami pergeseran dan perluasan  makna.
Lingkungan masyarakat yang mengali perkembangan dan jumlah penduduk yang semakin bertambah membuat bahasa mengalami perubahaan dalam memaknai kata. Kata menjadi salah satu unsur bahasa yang memilki makna.  Akibat adanya perkebangan bahasa dari generasi ke generasi membuat makna kata mengalami perubahasan bisa bergeser, meluas dan menyempit tergantung pemakai bahasa saat menuturkan kata.
Menurut Pateda (1986:71), bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan manusia pemakai bahasa. Kita telah mengetahui bahwa pemakaian bahasa di wujudkan dalam bentuk leksem-leksem dan kalimat. Manusialah yang menggunakan leksem dan kalimat itu dan kalimat itu dan manusia pula yang menambah kosa kata yang ada sesuai dengan kebutuhan pemakai bahasa. Karena pemikiran manusia berkembang maka pemakaian leksem dan kalimat berkembang pula. Perkembanagn tersebut dapat berwujud penambahan atau berwujud pengurangan.
1.2 RumusanMasalah
1)     Bagaimanakahbentukanalisis kata “tanggal” ?
2)     Bagaimanakahbentukanalisis kata “putih”?
3)     Bagaimanakahbentukanalisis kata “tahu”?
4)     Bagaimanakahbentukanalisis kata “abstrak”?
5)     Bagaimanakahbentukanalisis kata “kacamata”?
6)     Bagaimanakahbentukanalisis kata “bulan” ?
7)     Bagaimanakahbentukanalisis kata “tablet”?

1.3 Tujuan
1)     Menjelaskanbentukanalisis kata “tunggal”
2)     Menjelaskanbentukanalisis kata “putih”
3)     Menjelaskanbentukanalisis kata “tahu”
4)     Menjelaskanbentukanalisis kata “abstrak”
5)     Menjelaskanbentukanalisis kata “kacamata”
6)     Menjelaskanbentukanalisis kata “bulan”
7)     Menjelaskanbentukanalisis kata “tablet”


2. Pembahasan
2.1  PerluasanMakna Kata “tanggal”
Kata “tanggal” mengalamiperluasanmakna.
Contoh:
(1)  Hotel Santika Malang diresmikanpadatanggal 22 Agustus 2012.
(2)  Adikterjatuhdarisepeda, sehinggagiginyatanggal.
               Padakalimat (1) kata “tanggal” mempunyaimakna ‘bilangan yang menyatakanhari yang keberapadalambulan’, sedangkanpadakalimat (2) kata “tanggal” mempunyaimakna ‘terlepas’. Berdasarkancontohitu, maka kata tanggaldapatdisebutsebagai kata yang mengalamiperkembanganmaknasecarameluas.Hal itukarena kata “tanggal” mengalamipenambahanmaknadari yang semulabermakna‘bilangan yang menyatakanhari yang keberapadalambulan’berkembangmenjadi‘terlepas’. Aminudin (2011:130) mengatakanbahwaperkembangan, pergeserandanperubahanmaknaitudapatterjadisecarameluas, yaknibilasuatubentukkebahasaaanmengalamiberbagaipenambahanmakna yang secarakeseluruhannyadigunakansecaraumum.
            Perluasanmakna kata “tanggal” dipengaruhiolehfaktorunsurkesejarahan.Unsurkesejarahan kata “tanggal” yang mempunyaiduamaknaberbedadapatdikaitkandenganperjalananpemakaian kata “tanggal” itusendiridarisuatugenerasikegenerasi. Hal itukarena “tanggal” yang bermakna ‘bilangan yang menyatakanhari yang keberapadalambulan’dan “tanggal” yang bermakna‘terlepas’keduanyasudahdigunakanpemakaibahasasejakdahuludanpemaknaannyabisaditerimaolehmasyarakatpadaumumnya.
2.2PerluasanMakna Kata “putih”
Kata “putih” mengalamiperluasanmakna.
Contoh:
(1)  Andimemakaikemejawarnaputih.
(2)  Likadikenalsebagaigadisberhatiputihdalammenolongteman-temannya di sekolah.
            Pada kalimat (1) kata “putih” mempunyai makna ‘salah satu jenis warna’, sedangkan pada kalimat (2) kata “putih” memiliki makna ‘tulus/ikhlas’. Berdasarkancontohitu, maka kata “putih”dapatdisebutsebagai kata yang mengalamiperkembanganmaknasecarameluas. Hal itukarena kata “putih” mengalamipenambahanmaknadari yang semulabermakna ‘salahsatujeniswarna’ berkembangmenjadi ‘tulus/ikhlas (bersih)’. Aminudin (2011:130) mengatakanbahwaperkembangan, pergeserandanperubahanmaknaitudapatterjadisecarameluas, yaknibilasuatubentukkebahasaaanmengalamiberbagaipenambahanmakna yang secarakeseluruhannyadigunakansecaraumum.
            Perluasanmakna kata “putih” dipengaruhiolehfaktoremotif.Faktoremotifmenyebabkanpergeseranmakna kata menjadimetafora.Dalamkasusini, perluasan kata “putih” disebutsebagaimetaforasinaestetis.Metaforasinaestetisadalahpemindahanasosiasifitursemantiksuatureferentertentukereferenlain yang secaraanalogismemilikikesejajaransifat (Aminudin, 2011:133). Hal itukarena kata “putih” padakalimat (2) memilikikesejajaransifatdenganmakna kata “putih” kalimat (1).Kesejajaransifatterlihatpadakalimat (1) kata “putih” mempunyaiarti ‘salahsatujeniswarna yang dikenalsebagaiwarna yang melambangkankebersihan’ sejajarsifatnyadengankalimat (2) kata “putih” yang mempunyaimakna‘tulus/ikhlas (bersih)’.
2.3  PerluasanMakna Kata “tahu”
Kata “tahu” mengalami perluasan makna.
Contoh:
(1) Ibu memasak tahu goreng bumbu kecap untuk bekal sekolah kakak.
(2)Ayah sudahtahu jika kakak akan pulang terlambat karena ada jam tambahan di sekolah.
            Pada kalimat (1) kata “tahu” mempunyai makna ‘makanan dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus, dan dicetak’, sedangkan pada kalimat (2) kata “tahu” mempunyai makna ‘mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb).’
            Faktor penyebab terjadinya pergeseran makna pada kata ‘tahu’ pada kalimat (2) merupakan akibat ciri dasar yang dimiliki oleh unsur internal bahasa. Hal ini karena kata ‘tahu’ pada kalimat (1)  yang tadinya secara sederhana mengandung arti ‘makanan dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus, dan dicetak’, telah mengalami perluasan makna menjadi ‘mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dsb)’. Hal itu sebagai akibat munculnya anggapan bahwa keduanya memiliki kemiripan atau kesamaan makna, namun setelah berada dalam berbagai pemakaian yang berbeda ada kemungkinan membuahkan makna yang berbeda-beda bergantung pada konteks pemakaian.

2.4  PerluasanMakna Kata “abstrak”
Kata ‘abstrak’ mengalami perluasan makna.
Contoh :
(1)  Bahasa yang masih dalam tataran parole itu bersifat abstrak bukan konkrit karena  tidak dapat dilihat bentuk dan wujudnya.
(2)  Dinda sedang menulis abstrak dalam artikel ilmiah untuk memenuhi tugas akhir semester genap.
Faktor penyebab perluasan makna kata ‘abstrak’ yaitu adanya perbedaan tanggapan pemakai bahasa. Pada kata ‘abstrak’ awalnya diartikan sebagai antonim dari konkrit yang berarti tidak memiliki bentuk dan wujud mengalami perluasan makna menjadi unsur artikel dan jurnal yang mengandung ringkasan isi artikel dari awal sampai akhir. Hal itu sebagai akibat dari pandangan baru atau teori baru dalam satu bidang ilmu yang digunakan pemakai bahasa.
Selain itu pergeseran makna kata ‘abstrak’ juga dipengaruhi karena akibat sifat generik kata. Menurut Aminudin (1985:132) Kata-kata dalam suatu bentuk kebahasaan maknanya umum dan tidak pernah eksak dan sering kali bersifat lentur. Akibat kekaburan dan kelenturan itu sering kali makna kata mengalami perluasan dari makna awalnya. Jadi  kata ‘abstrak’ merupakan kata yang masuk dalam kata yang maknanya umum dan bersifat umum sehingga dapat mengalami perluasan makna. Sifat generik kata ‘abstrak’ yang semula berarti tidak berwujud mengalami pergeseran makna menjadi unsur artikel yang berisi ringkasan materi dari awal sampai akhir dalam bentuk singkat, padat dan terperinci dengan jelas.Kata ‘abstrak’ yang awalnya memiliki arti antonim dari konkrit yaitu tidak berwujud, berbentuk dan tidak dapat dihitung, sedangkan saat ini kata “abstrak” menjadi bagian dari unsur pembuatan artikel dan jurnal yang berisi rangkuman isi dari awal sampai akhir yang diletakan di awal penulisan artikel dan jurnal ilmiah dalam bentuk singkat, terperinci, padat dan jelas.

2.5  PerluasanMakna Kata “kacamata”
Kata “kacamata” mengalami perluasan makna
    Contoh:
(1)      Kemarin kakak membeli kacamata seharga 500 ribu rupiah.
(2)     Menurut kacamata para ahli pendidikan, minat baca pada siswa SD tahun ini semakin menurun.
            Pada kalimat (1) kata “kacamata” mempunyai makna ‘lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak)’, sedangkan pada kalimat (2) kata “kacamata” mempunyai makna ‘pandangan seseorang terhadap suatu hal yang ditinjau dari sudut (segi) tertentu, sudut pandang’.
            Faktor penyebab pergeseran makna  kata “kacamata” pada kalimat (2) merupakan akibat adanya spesifikasi ataupun spesialisasi. Hal ini karena kata ‘kacamata’ pada kalimat (1)  yang tadinya secara sederhana mengandung arti ‘lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak)’ telah mengalami perluasan makna menjadi kata “kacamata” mempunyai makna ‘pandangan seseorang terhadap suatu hal yang ditinjau dari sudut (segi) tertentu, sudut pandang’. Hal itu sebagai akibat karena kedua kata tersebut ternyata telah mengalami kekhususan pemakaian. Dalam hal tersebut, selain unsur pinjaman dari bahasa asing dan mobilitas sosial, terdapatnya berbagai kelompok sosial maupun bidang profesi juga ikut berperan.
Selain dipengaruhi oleh akibat adanya spesifikasi ataupun spesialisasi, pergeseran makna “kacamata” juga dipengaruhi oleh faktor perbedaan dalam bidang pemakaian.  Kata “kacamata” yang memiliki makna sederhan meluas menjadi memiliki makna yang lebih profesional dari pada lainnya ketika seorang penutur menyebutkan kata “pandangan”.

2.6  PerluasanMakna Kata “bulan”
Kata ‘bulan’ mengalami perluasan makna.
Contoh :
(1)   Anita akan berkunjung ke rumah nenek sekitar bulan januari.
(2)   Malam ini bulan bersinar sangat terang.
Dari contoh kalimat (1) menandakan bulan berarti nama-nama bulan yang ada dalam kalender yang kemudian mengalami perluasan makna akibat adanya unsur kesejarahan yang memungkinkan adanya perkembangan konsep ilmu pengetahuan dari perjalanan generasi ke generasi berikutnya. Pada contoh kalimat (2) kata bulan mengalami perluasan makna yang kedua memilki arti bulan sebagai benda langit yang mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari.
Selain  itu perluasan makna kata “bulan”  juga dipengaruhi faktor perbedaan dalam bidang pemakaian. Bulan dapat dipakai sebagai lambang nama dalam kalender dan juga bulan dapat digunakan sebagai salah satu nama benda langit yang mengitari bumi. Hal ini tidak dapat dipersoalkan karena makna yang muncul telah disepakati dan sudah diterapakan selama bertahun-tahun.

2.7  PerluasanMakna Kata “tablet”
Kata “tablet” mengalami perluasan makna.
Contoh:
(1)  Obat adik berbentuk tablet.
(2)  Kakak membelikan adik tablet baru di Hi-Tech Mall.
Pada kalimat (1) kata “tablet” mempunyai makna ‘obat dalam bentuk butiran atau pipih’, sedangkan pada kalimat (2) kata “tablet” mempunyai makna ‘laptop atau komputer portable berbentuk buku yang memiliki layar sentuh’.Faktor penyebab pergeseran makna  kata ‘tablet’ pada kalimat (2) merupakan akibat adanya perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini karena kata ‘tablet’ pada kalimat (1)  yang tadinya secara sederhana mengandung arti obat dalam bidang kesehatan telah mengalami perluasan makna menjadi barang elektronik yang berbentuk buku. Hal itu sebagai akibat dari pandangan baru atau teori baru dalam satu bidang ilmu atau sebagai akibat dalam perkembangan teknologi saat ini.
Selain dipengaruhi oleh faktor ilmu dan teknologi, perluasan makna “tablet” juga dipengaruhi oleh faktor perbedaan dalam bidang pemakaian.  Kata “tablet” yang berasal dari bidang kesehatan dapat juga dipakai dalam bidang lain atau menjadi kosa kata umum, sehingga kata “tablet” memiliki makna yang baru  atau makna lain disamping makna aslinya.
3.     Kesimpulan
Dari beberapa kata yang mengalami perluasan makna,  dapat diambil kesimpulan bahwa meluasnya makna karena adanya faktor-faktor dari perkembangan teknologi, dan perbedaan tanggapan pemakaian bahasa, akibat unsur kesejarahan dan  faktor emotif mengenai metafora dan sinaestetis.  Berberapa kata yang mengalami perluasan makna diantaranya, kata ‘tablet, ‘abstrak’, putih’, ’tahu’, ’tanggal’, ‘bulan, ‘kacamata’. Dalam hal ini, meluasnya makna menjadi salah satu bahasan yang muncul akibat adanya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan yang membuat pemakai bahasa memunculkan kata-kata baru yang akhirnya mengalami perluasan makna.



DAFTAR RUJUKAN


Aminuddin. 2011. Semantik: PengantarStuditentangMakna. Bandung: SinarBaruAlgensindo


Pateda, M. 2001. SemantikLeksikal. Flores: Nusa Indah